Pandemi memaksa manusia untuk #dirumahaja.
Pandemi memaksa seperti lampu lalulintas, merah, kuning, hijau. Tapi seperti lampu lalulintas, yang banyak diterobos saat merah, paksaan pandemi diterobos paksa lebih memaksa dari kata paksa itu sendiri.
ah, manusia.
Manusia tingkat tertinggi dalam ekosistem. Penguasa di bumi. Begitu banyak kebaikan yang dilakukan manusia, dan tidak sedikit keburukan yang muncul karena manusia juga.
Tidak sulit merubah pesawahan menjadi perumahan, bukan mustahil merubah padang tandus menjadi rindang.
Manusia, makhuk paling sempurna yang dicipta Tuhan Sang Maha. karena kesempurnaanya yang kadang lupa menjadi jumawa. Tuhan berkahi manusia dengan akal dan hati, keduanya, bukan salahsatunya. tapi dominansi kadang mengelabui. Kebutuhan yang seringkali terbalut ego, tapi tidak salah karena manusia memang memiliki kebutuhan. Akan menjadi salah jika kebutuhan berubah, tertunggangi, yang pada akhirnya menjadikan manusia lupa menjadi manusia.
Manusia, lahir, tumbuh besar, tua dan meninggal. Siklus hidup, di dalamnya Tuhan berharap manusia saling memberi manfaat satu sama lain, seperti rantai yang saling mengikat, begitu kebaikan dalam kehidupan.
Pandemi mengajarkan manusia untuk percaya, bahwa sekuat apapun kita nyatanya takut akan sesuatu yang bahkan tak mampu dilihat mata langsung. COVID19, menjadi pandemi dunia yang melumpuhkan lebih dari separuh sektor kehidupan. Akan tetapi pandemi ini mengingatkan manusia bagaimana menjadi manusia, kembali mengingat Tuhan dan merajut hubungan #dirumahaja bersama keluarga yang selama ini terlupakan karena kebutuhan. Iya, kebutuhan memaksa manusia untuk bekerja, kadang kebutuhan membuat manusia lupa, bahwa butuh berbeda dengan ingin, mereka menginginkan seolah membutuhkan dan menjadikannya kebutuhan. Ada kalimat yang sering kita dengar, materi akan cukup untuk hidup tapi tidak akan cukup untuk gaya hidup. Hedonsime menjadi marak karena sosialisasi bertubi televisi. Bahkan yang terburuk manusia rela membodohi dan membohongi diri dan sekitar karena tampila, itu kenapa plagiarisme menjadi wajar. begitu banyaknya barang tiruan bahkan karya dan tulisan yang tersebar tanpa ijin si empunya. Manusia kadang lupa memanusiakan.
ah, manusia.
Mengagumkan tapi juga menyeramkan.
Semoga saya dan kalian yang membaca ini tetap sadar bahwa kita manusia, yang dicipta Tuhan dengan cinta dan kebaikan.
Semoga kita juga tidaklupa untuk terus percaya (IMAN), agar kita selamat (ISLAM) dan senantiasa memberi kebaikan bagi diri dan sesama (IHSAN).
cerita byba
Minggu, 28 Juni 2020
Rabu, 24 Februari 2016
tentang Ruby
ini cerita tentang bumi, dunia yang aku pijak setiap hari. bagi kebanyakan orang dunia mungkin gemerlap, tapi bagiku duniaku terlihat jelas saat bumiku (tierra) tertidur. dalam lelap gadis kecil ini aku melihat ketenangan, kebahagian, kesempurnaan, harapan, mimpi dan tujuan.
aku tak ingat apa harapan ku, tapi begitu aku memiliki Ruby aku punya tujuan untuk menjadi lebih baik dan menjadikannya terbaik. menjadi ibu merupakan hadiah sekaligus amanah besar, beribu syukur untuk anugerah ini. kadang aku begitu takut, kadang aku begitu berani, kadang aku begitu bahagia tapi tak sedikit merasa sedih. aku manusia dengan segala keterbatasan diberi anugerah besar, betapa terseok aku berusaha menjadi pribadi yang sesuai dengan panggilan Ruby, bunda.
Ruby Tierra Ifada, permata dibumi yang membawa manfaat,,sesuai dengan nama yang ku berikan, aku berharap anakku menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri dan sekitarnya, yang juga semakin cantik dengan bertambahnya usianya, seperti batu ruby batu permata yang semakin ditempa alam semakin indah dan mahal. memilikinya adalah hadiah penuh tanggungjawab besar, tapi apapun itu memilikinya duniaku, bumiku menjadi begitu berwarna.
3tahun usianya, tapi Ruby ku guru besar dalam hidupku, karenanya aku belajar mengelola emosi, belajar sabar dan ikhlas, serta belajar ketulusan. tak ada kalimat yang mampu mewakili syukurku kepada ALLAH atas karuniaNYA ini. semoga dan semoga,,semua doa, harapan, cita2 mengantarkannya menjadi permata yang bermanfaat.
aku tak ingat apa harapan ku, tapi begitu aku memiliki Ruby aku punya tujuan untuk menjadi lebih baik dan menjadikannya terbaik. menjadi ibu merupakan hadiah sekaligus amanah besar, beribu syukur untuk anugerah ini. kadang aku begitu takut, kadang aku begitu berani, kadang aku begitu bahagia tapi tak sedikit merasa sedih. aku manusia dengan segala keterbatasan diberi anugerah besar, betapa terseok aku berusaha menjadi pribadi yang sesuai dengan panggilan Ruby, bunda.
Ruby Tierra Ifada, permata dibumi yang membawa manfaat,,sesuai dengan nama yang ku berikan, aku berharap anakku menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri dan sekitarnya, yang juga semakin cantik dengan bertambahnya usianya, seperti batu ruby batu permata yang semakin ditempa alam semakin indah dan mahal. memilikinya adalah hadiah penuh tanggungjawab besar, tapi apapun itu memilikinya duniaku, bumiku menjadi begitu berwarna.
3tahun usianya, tapi Ruby ku guru besar dalam hidupku, karenanya aku belajar mengelola emosi, belajar sabar dan ikhlas, serta belajar ketulusan. tak ada kalimat yang mampu mewakili syukurku kepada ALLAH atas karuniaNYA ini. semoga dan semoga,,semua doa, harapan, cita2 mengantarkannya menjadi permata yang bermanfaat.
Langganan:
Komentar (Atom)